Teks Berjalan

Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan

Jumat, 05 Maret 2010

Larangan Tidur Tengah Malam

Larangan Tidur Tengah Malam
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mengapa tidur larut malam dilarang keras? Karena menimbulkan banyak sekali dampak negatifnya sampai-sampai tidak memiliki manfaatnya sama sekali. Dibawah ini adalah dampak-dampak dari kebiasaan tidur larut malam:
- Menimbulkan setres yang berkepanjangan.
- Daya ingat menurun secara berkala.
- Tubuh bagian dalam terasa panas.
- Kekebalan tubuh menurun.
- Terserang penyakit flu dan pusing yang berkepanjangan.
- Pertumbuhan tubuh semakin melambat.
- Fungsi beberapa organ tubuh melemah.
- Emosi memuncak.
- Sulit melakukan shalat malam (tahajud).

Itulah sebagian dari rugianya tidur malam oleh karena itu. Jangan dibiasakan tidur larut malam sekalipun banyak pekerjaan yang belum terselesaikan.
Terimakasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Diposting oleh di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)