Teks Berjalan

Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan--Pasar BANTEN, Pasar Masadepan

Senin, 17 Desember 2012

aseanblogger peduli AIDS

aseanblogger peduli AIDS

"TITIK TERANG HIV/AIDS"

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sebuah virus berbahaya yang menyerang manusia. Target dari virus ini adalah sistem kekebalan tubuh, oleh karena itu penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti. Apabila sistem kekebalan tubuh manusia terserang oleh virus ini maka orang tersebut akan menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit, tidak saja penyakit berbahaya namun penyakit-penyakit yang biasa saja akan menjadi sebuah penyakit yang ganas dan berbahaya bagi para penderita yang terjangkit virus HIV.

Penderita penyakit HIV/AIDS sering kita panggil dengan sebutan ODHA. Mereka berhak mendapat perlakuan yang sama, mereka berhak mendapatkan kasih sayang, dan tentunya mereka berhak mendapatkan sebuah kehidupan; kehidupan yang sehat. Oleh sebab itu banyak ilmuan dibidang medis di seluruh dunia berlomba-lomba mencari penawar untuk memberikan "kehidupan kedua" kepada mereka. Namun, apalah daya tidak semudah mengangkat jari telunjuk, sampai sekarang ODHA belum mendapat kepastian mengenai obat tersebut.

Pengetahuan Masyarakat Akan HIV/AIDS Masih Rendah

Menurut data dari hasil riset pengetahuan dasar kesehatan tahun 2007 hanya 11,4 % masyarakat Indonesia yang tahu dan paham akan HIV/AIDS. Selain itu, berdasarkan sumber dari Dinas Kesehatan Provinsi kasus HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2007 terdapat 6.048 kasus, dan pada tahun 2012 hingga bulan Juni terdapat 9.883 kasus. dan jumlah seluruh kasus hingga bulan Juni 2012 terdapat 86.762 kasus.

Hal ini jelas membuktikan bahwa pengetahuan masyarakan akan HIV/AIDS masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan kesadaran akan HIV/AIDS melalui berbagai program yang diberikan kepada masyarakat, sehingga jumlah ODHA semakin berkurang.


CARA PALING EFEKTIF MENCEGAH RANTAI HIV/AIDS

Sebenarnya penularan penyakit ini sangatlah mudah untuk dicegah, ada beberapa cara yang perlu diketahui oleh orangtua, remaja, dan calon suami/istri yang akan berumah tangga untuk mencegah terjadinya penularan virus ini:
1. Berpantang seks
2. Hubungan monogami antara pasangan yang tidak terinveksi (setia pada suami/istri)
4. Penggunaan kondom pria atau kondom wanita secara benar dan konsisten
5. Apabila mengguanakan darah orang donor (infusi darah) pastikan darah tersebut sudah melalui tes HIV.
6. Jangan menggunakan jarum suntik secara bergantian.

PENCEGAHAN PENULARAN HIV-AIDS DARI IBU KE ANAK

Masa kehamilan merupakan masa yang paling rentan terhadap segala penularan penyakit. Baik penyakit keturunan maupun penyakit yang tidak dapat dibawa berdasarkan keturunan.

HIV/AIDS merupakan penyakit yang paling rentan ditularkan oleh ibu kepada sang anak dalam proses persalinan, pasalnya virus ini dapat ditularkan melalui darah. Dalam proses persalinan sang bayi akan mengalami luka akibat proses pengeluarannya ke dunia, begitu pula sang ibu akan mengalami pendarahan saat proses persalinan sehingga terjadilah kontak darah antara anak dan sang ibu. Pada saat itulah bayi menerima virus HIV.

Selain proses persalinan HIV/AIDS dapat menular kepada sang anak saat proses menyusui. Susu ibu atau yang biasa disebut ASI adalah air susu yang terlindungi dari berbagai macam penyakit dan virus, termasuk juga virus HIV. Namun, virus ini dapat menular ketika anak menggigit punting susu ibunya yang selanjutnya akan mengeluarkan darah dan saat itulah virus HIV keluar melalui darah dan masuk ke dalam tubuh sang bayi.

Cara yang aman bagi ibu yang terinfeksi HIV/AIDS untuk menghindari penularan dari ibu ke anak adalah sebagai berikut:
1. Pengobatan
2. Operasi caesar saat melahirkan
3. Hindari memberikan ASI secara langsung kepada sang anak


 http://www.aseanblogger.com 
 http://www.aseanblogger.com 
 http://www.aseanblogger.com 
 http://www.aseanblogger.com
http://www.aidsindonesia.or.id
http://duniaeduindonesia.blogspot.com